Catatan kunjungan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda ke Dili, Timor Leste, 11-14 Maret 2018
Meskipun jarak geografis yang amat jauh antara Belanda dan Timor-Leste – saling terletak di ujung Eurasia, kedua negara yang bersahabat ini telah menikmati peningkatan hubungan bilateral yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya, baik secara politik, maupun ekonomi. Pada tanggal 11 – 14 Maret 2018, Departemen Politik di Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Belanda di Jakarta mengunjungi Ibukota Timor-Leste, Dili. Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta terakreditasi juga terhadap Timor-Leste.

Dalam jangka waktu kunjungan tersebut, Kepada Bidang Politik, Prof Dr Roel van der Veen ditemani oleh Penasihat Kebijakan Senior, Felix Sharief, bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat, termasuk pejabat pemerintah, anggota perwakilan rakyat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perwakilan asing, organisasi internasional, media, dan komunitas warga negara (WN) Belanda. Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperkenalkan Kepala Bidang Politik yang baru menjabat, meningkatkan hubungan politik dengan Pemerintah Timor-Leste, menelaah lebih jauh mengenai persiapan pemilihan umum (Pemilu) di Timor-Leste yang akan dilaksanakan pada Bulan Mei 2018, menjajakan kerja sama dengan LSM lokal, menelaah prospek kolaborasi bagi perusahaan Belanda, mendengarkan permasalahan konsuler bagi komunitas WN Belanda, dan pembukaan proyek bersama dengan UNESCO dan Dewan Pers Timor-Leste.

Di awal kunjungan, Kedubes mengunjungi Direktur Eksekutif Belun, Bapak Luis Ximenes. LSM lokal ini fokus bekerja dibidang pencegahan konflik, pengembangan kapasitas masyarakat, serta pengembangan kajian. Meskipun memiliki tim yang tidak seberapa banyak, LSM ini telah mencetak program yang mutakhir yang dinamakan sebagai The Early Warning, Early Response (EWER). Program ini dibentuk untuk mengumpulkan data perihal dengan aksi-aksi kekerasan di negeri tersebut. Data tersebut dirasa sangat berguna bagi aparat pemerintahan, dan juga anggota masyarakat lainnya. Dari pertemuan ini, Kedubes melanjutkan agenda dengan bertemu bersama komunitas Belanda di Timor-Leste.
Pada hari kedua, Kedubes mengawali hari dengan pertemuan bersama dengan Direktur Eksekutif Fundasaun Mahein (FM), Bapak Nelson Belo. FM merupakan LSM lokal yang membantu peningkatan kapasitas sektor keamanan di Timor-Leste, dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat luas, termasuk penggodokan peraturan, kebijakan, dan penganggaran. Tahun lalu, Kedubes telah memberikan bantuan finansial untuk menjalakan proyek mengenai pemonitoran keamanan pada Bulan April 2017 yang bertepatan pada penyelenggaraan Pemilu. Kedubes juga menggunakan kesempatan ini untuk berbincang lebih jauh dengan FM mengenai perkembangan politik dan ekonomi saat ini.

Setelah bertemu dengan FM, pertemuan selanjutkan dilakukan dengan kunjungan ke Kepala Bidang Politik di Delegasi Uni Eropa (UE), Bapak Alexandre Zafirou. Kedubes dan Bapak Alexandre berdiskusi mengenai topik-topik hangat seputar perkembangan politik dan ekonomi di Timor-Leste. Kedua belah pihak juga berbincang seputar dana bantuan UE kepada Timor-Leste.

Seiring dengan peningkatan ekonomi yang pesat di Timor-Leste, Kedubes bertemu dengan Direktur Eksekutif dari Badan Penanaman Modal dan Investasi Timor-Leste, Bapak Arcanjo da Silva. Sebagai badan yang menaungi masuknya perusahaan asing, mereka paham betul akan keuntungan dan keuntungan bersaing dari perusahaan Belanda pada enam fokus investasi di negara ini, termasuk minyak dan gas, pertanian dan kelautan, turisme, industri dan manufaktur, dan juga infrastruktur.
Belakangan ini terindikasi adanya peningkatan minat dari perusahaan asal Belanda untuk memulai bisnis di Timor-Leste. Bahkan salah satu perusahaan asal Belanda, Heineken merupakan perusahaan asing pertama yang berinvestasi di negeri ini dengan total investasi 40 juta Dolar Amerika untuk konstruksi penyulingan di kota dekat Dili, Hera. Investasi ini berdampak positif bagi laju perekonomian negara, yang di mana 200 lapangan kerja tercipta secara langsung, dan 800 lapangan kerja tercipta secara tidak langsung. Dari segi pandang strategisnya, investasi Heineken menggiring investasi asing lainnya masuk ke Timor-Leste. Pihak Kedubes pada Bulan Februari 2016 sudah mengunjungi pabrik Heineken ini.

Pada hari ketiga, pertemuan dimulai dengan mengheningkan cipta untuk mengenang keberanian dari jurnalis WN Belanda, Sander Thoenes. Sander terbunuh secara naas pada saat melaksanakan tugas jurnalisme di Tahun 1999. Kedubes, bersama dengan seorang WN Belanda mengunjungi monumen penghargaan terhadap beliau di Dili, tepat di mana beliau menghembuskan nafas terakhir. Sampai saat ini, masyarakat lokal mengenang keberanian Sanders setiap tahunnya. Untuk mengenang jasa beliau dibidang jurnalistik, Asosiasi Jurnalisme Timor-Leste mengadakan Sander Thoenes Award setiap tahunnya di Bulan Desember, berupa kompetisi menulis bagi kalangan muda Timor-Leste.
Di penghujung hari ketiga, Kedubes menghadiri acara pembukaan peningkatan dan penguatan peran Dewan Pers Timor-Leste dalam melindungi kemerdekaan dan mengawasi pelaksanaan etika jurnalistik. Proyek tiga tahun ini merupakan kerja sama antara UNESCO dan Dewan Pers Timor-Leste, yang disokong secara finansial oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Kerja sama ini juga melibatkan universitas lokal, seperti Universidade Nacional Timor-Lorosa’e dan Universiade Oriental Timor-Lorosa’e.
Youtube: https://youtu.be/lOSYvFpGKHw
Pada kesempatan ini, Kedubes yang diwakili oleh Prof Dr van der Veen menyampaikan kata sambutan. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kebebasan berpendapat yang disandingkan dengan signifikansi media yang independen, bebas, dan pluralistis ditengah-tengah masyarakat yang demokratis. Dalam menyampaikan hal ini, Prof Dr van der Veen berpesan: “Hak Asasi Manusia berada di jantung kebijakan luar negeri Belanda. Kebebasan berekspresi adalah prioritas bagi kami, karena hal ini jua mempengaruhi begitu banyak hal lainnya – seperti kebebasan berekspresi untuk mempublikasikan pelanggaran hak-hak asasi manusia lainnya. Hal inilah yang menjadi sangat penting untuk digalakkan, yang dimana kita harus bekerja sama-sama untuk melindungi kebebasan berpendapat”.

Puncak acara ini adalah pemukulan drum tradisional Timor-Leste oleh semua pihak yang terlibat di proyek tersebut. Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Surat Pernyataan Kehendak antara UNESCO, Dewan Pers Timor-Leste dan kedua universitas yang terlibat untuk mengaktualkan kolaborasi antar keempat belah pihak dalam pelatihan jurnalistik kepada mahasiwa, yang dimana sebagai salah satu implementasi dari proyek ini.

Pada hari terakhir, Kedubes mengakhiri kunjungan dengan mengunjungi Menteri Sekretaris Kabinet Timor-Leste, Yth Bapak Adriano do Nascimento. Kedubes beserta dengan Menteri Adriano membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan hubungan bilateral antara Belanda dan Timor-Leste, serta bagaimana cara-cara untuk meningkatkan hubungan tersebut.
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi JAK-PA@minbuza.nl. Terima kasih atas perhatian Anda.